Next
Previous
Tampilkan postingan dengan label Artikel Islami. Tampilkan semua postingan
0

Artikel Islami - Problematika Masyarakat modern dan Perlunya Akhlak Tasawuf

Posted in
Revolusi teknologi dengan meningkatkan kontrol kita pada materi, ruang dan waktu, menimbulkan evolusi ekonomi, gaya hidup, pola pikir dan sistem rujukan. Dalam kaitan ini kelompok yang optimis, pesimis dan pertengahan antara keduanya.
Bagi kelompok yang optimis kehadiran revousi teknologi justeru menguntungkan, sementara bagi kelompok yang pesimis memandang kemajuan di bidang teknologi akan memberikan dampak yang negatif, karena hanya memberikan kesempatan dan peluang kepada orang-orang yang dapat bersaing saja, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi, kesempatan, kecerdasan.

Di sinilah pentingnya akhlak tasawuf guna membendung ekses negatif dan perkembangan zaman dan modrenisasi tersebut.

Dalam kaitannya dengan hal itu, maka kemajuan dalam bidang teknologi akan memberi pengaruh;

  1. Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yaitu dari satu sisi teknologi memberi nilai tambah, tetapi pada sisi lain dapat mengurangi nilai-niai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi
  2. semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.
  3. Efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. teknologi tidak pernah netral, efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan.
  4. Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.

Dari sikap mental yang demikian itu kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut;

  • Desintegrasi ilmu pengetahuan
  • Kepribadian yang terpecah (split personality)
  • Penyalahgunaan iptek
  • Pendangkalan iman
  • Pola hubungan materialistik
  • Menghalalkan segala cara
  • Stress dan frustasi
  • Kehilangan harga diri dan masa depannya
http://kumpulanmotivasi2.blogspot.com/
0

Artikel Islami - Tasawuf Sebagai Terapi Membangun Akhlak Mulia

Posted in
Secara alamiah manusia merindukan kehidupan yang tenang dan sehat, baik jasmani maupun rohani, kesehatan yang bukan hanya menyangkut badan, tetapi juga kesehatan mental. Suatu kenyataan menunjukkan bahwa peradaban manusia yang semakin maju berakibat pada semakin kompelksnya gaya hidup manusia.

Bersama dengan pesatnya modernisme kehidupan manusia harus menghadapi persaingan yang amat ketat, pertarungan yang amat tajam, satu keadaan yang menimbulkan kegalauan dan kegelisahan.

Diantara ciri kehidupan modern adalah berlangsungnya perubahan yang amat cepat dan datangnya tuntutan yang terlalu banyak serta segala sesuatu terkesan serba sementara. Tidak terjamin kepastiannya. Hal itu semua menyebabkan manusia tidak lagi memiliki waktu aygn cukup untuk merenung tentang diri sendiri sehingga manusia mudah letih jasmani dan letih mental.

Sedangkan gerakan-gerakan yang memadai pada saat tersebut melahirkan sebuah ge¬rakan yang ingin mengembalikan kecenderungan parsia¬listik rasionalisme Cartesian dan sains Newtonian kepada paradigma holisme yang irasional (intuitif) dan kontrasains. Selain itu, sejalan dengan kecenderungan New Age yang juga menerpa wilayah-wilayah yang sama, gerakan Aquarian ini memperkenalkan kembali kepada masyarakat modern berbagai tradisi dan budaya pramo¬dern seperti penyembuhan holistik, biofeedback, meditasi, dan yoga.

Kalau dilacak lebih jauh, ketiga gerakan ini sedikit banyak bersumber dari suatu gerakan yang lebih dini, yakni Teosofi, yang diprakarsai oleh seorang Madame Blavatsky pada 1830. Gerakan ini berkembang ke seluruh dunia dan melahirkan kecenderungan kepada spiritualisme, perenialisme—yakni kepercayaan kepada sumber-tunggal semua agama dan kebenaran—bahkan kesatuan agama-agama, serta kepercayaan dan praktek-praktek esoteristik (kebatinan).

Di sisi lain, peradaban manusia, khususnya di perkotaan, bergerak ke arah kehidupan modern dengan segala konsekuensinya—baik dan buruk. Kemakmuran, kemajuan teknologi, kemudahan dalam penyelenggaraan kehidupan sehari-hari, tapi juga kompetisi makin ketat yang melahirkan pressure yang terkadang tidak terta¬hankan, gaya hidup instant dan serba cepat—termasuk hal konsumsi makanan—yang tidak sehat dan menimbulkan stres, kekurangan waktu untuk memelihara kebersamaan dalam keluarga dan bersosialisasi, kerusakan ekologis, dan sebagainya.


Tasawuf pada masyarakat modern

Menurut seorang ahli Hussein Nashr, pada akhir perang dunia II dapat dijumpai dua kelompok mahasiswa di Universitas di Negeri kaum Muslim yang mengalami modernisasi sekuler, pertama yang anti Islam dan yang kedua muslim tetapi tidak respek kepada syariat Islam, dan keduanya menentang tasawuf.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan antara lain :

1. Disentegrasi nilai-nilai kebudayaan barat serta kekecewaan yang dirasakan akibat modernisme
2. Ancaman malapetaka yang di bawah oleh peradaban Barat, dan firasat makin dekat anaman itu dan
3. Bukti adanya ketidak jujuran intelektual Barat terhadap Islam menyatukan dua kelompok itu, dan kini mereka justru nampak haus terhadap tasawuf, atau sekurang-kurangnya sudah ada sikap baru yang lebih positif terhadap tasawuf.


Pada gilirannya, semua ekses itu menggoyahkan sendi-sendi kehidupan keluarga dan masyarakat. Se¬bagaimana dicatat oleh Tim American Psychological Association (APA), ketika mengajukan proposal mengenai perlunya dikembangkan psikologi perkotaan (urban psychology), kemajuan di perkotaan ternyata telah membawa juga bersamanya alienasi manusia modern dari dirinya sendiri. Pada puncaknya, hal ini meningkatkan anxiety, depresi, dan problem-problem mental-psikologis lainnya.

Dari hadits riwayat Imam Buhkhori tentang Islam, iman dan Ihsan nampaklah bahwa ketiga ilmu, yaitu Fiqhi, Ilmu Ushuludin dan tasawuf telah dapat menyempurnakan ketiga simpulan agama Islam.

Islam diartikan oleh hadist itu ialah mengucapkan Syahadat, mengerjakan sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat dan naik haji. Untuk mengetahui ini, sehingga kita mengerjakan suruhan agama dengan tidak membuta: kita pelajarilah Fiqhi. Iman kepada Allah, kepada Malaikat, kepada Rasul-rasul dan kitab dan iman kepada Hari Kiamat dan Takdir, buruk dan baik mesti terjadi, karena ketentuan Tuhan: kita pelajarilah Ushuludin, atau ilmu Kalaam.

Ihsan adalah kunci dari semuanya, yaitu: Bahwa kita mengabdi kepada Allah seakan-akan Allah itu kita lihat di hadapan kita sendiri. Karena meskipun mata kita tidak dapat melihat Allah, namun tetap melihat kita. Untuk menyempurnakan ihsan itu, kita masuki alam Tasauf.

Itulah tali berpilih tiga: Iman, Islam dan Ihsan. Dicapai dengan tiga ilmu, Fiqhi, Ushuludin dan Tasauf. Selain yang telah kita sebutkan di atas terdapat pula beberapa nama lain, diantaranya: Hasan Basri-wafat tahun 110 H(721 M), Malik bin Dinar- wafat th 181 H (792 M), Ibrahim bin Adham –wafat th. 161 H. (772 M), Zin Nun al Mishri, Yazid Bustami, Yahya bin Mu’adz, Syech Junaid al Bagdhadi, Al Hallaj, Imam Ghozali, Syech Muhyiddin Ibnu Arobi, Suhrawardi, Jalalludin Rumi, Fariduddin al Athar, Sari as Saqoti, Abdurrahman Jami, Rabiah al Adawiyah, dll.

Dari tasawuf inilah bermunculan thoriqoh-thoriqoh seperti Thoriqoh Qodiriyyah, Thoriqoh Bustamiyah, Thoriqoh Suhrawardiyah. Thoriqoh Naqsobandiyah, Thoriqoh Maulawiyyah,dll.

Tasawuf Modern

Aslinya”Bahagia” di susun mulai 1937 di majalah “Pedoman Masyarakat”. Pendapat-pendapat tentang Bahagia :

* Orang miskin mengggap bahagia adalah dari kekayaan
* Pada nama yang harum
* Orang sakit menganggap bahagia itu ada pada kesehatan
* Orang yang berdosa menganggap bahagia itu ada pada bersihnya dosa
* Penganjur rakyat menganggap bahagia itu adalah kemerdekaan dan kecerdasan umat


Yahya bin Khalid seorang Wazir yang masyhur di dalam Daulat Bani Abbas berpendapat : “Bahagia adalah sentosa perangai, kuat ingatan, bijaksana akal, tenang dan sabar menuju maksud”

Zaid bin Tsabit ahli syair Rasulullah saw berkata “Jika petang dan pagi seorang manusia telah beroleh aman sentosa dari gangguan manusia, itulah dia orang yang bahagia”

Ibnu Khaldun berpendapat : “Bahagia ialah tunduk dan patuh mengikuti garis-garis yang ditentukan Allah dan perikemanusiaan” Imam Ghozali berpendapat :”Bahagia dan kelezatan sejati ialah bila mengingat Allah” Menurut Rasulullah saw, bahagia adalah tergantung derajat akalnya.

http://kumpulanmotivasi2.blogspot.com
0

Artikel Islami - Problematika Masyarakat Modern

Posted in
Dalam berbagai kemajuan teknologi masyarakat modern juga mengalami berbagai problematika seperti :

1. Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi teknologi memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi
2. Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi
3. Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya
4. Efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan
5. Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.


Sedangkan di tinjua dari sikap mental kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut :

1) Deseintegrasi Ilmu Pengetahuan

Kehidupan modern antara lain ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki paradigma (cara pandang)nya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

2) Kepribadian yang terpecah (split personality)

Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusiannya menjadi pribadi yang terpecah (split pesonality). Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus ilmu yang eksak dan kering. Akibatnya kini tengah menggelinding proses hilangnya kekayaan rohaniah, karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif (ilmu yang hanya mengandalkan fakta-fakta empirik, obyektif, rasional, dan terbatas).

3) Penyalagunaan Iptek

Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spritual, maka iptek telah disalah gunakan dengan segala implikasi negatifnya, sebagaimana disebutkan di atas. Kemampuan membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan penjajahan satu bangsa atau bangsa subversi dan lain sebagainya.

4) Pandangan Iman

Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan tersebut di atas, khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya, ia tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu, bahkan informasi yang di bawa oleh wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.

5) Pola hubungan materalistik

Pola hubungan satu dengan hubungan yang lainnya dapat memberikan keuntungan yang bersifat material. Demikian pula penghormatan yang diberikan seseorang atas orang lain banyak diukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan manfaat secara material. Akibatnya ia menempatkan pertimbangan material di atas pertimbngan akal sehat, hati nurani, kemanusian dan imannya.

6) Menghalalkan Segala Cara

Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalanya iman dan pola hidup materialistik sebagaimana disebutkan di atas, maka manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.

7) Stres dan Frustasi

Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya.

8) Kehilangan Harga diri dan Masa depannya

Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau salah memiliha jalan kehidupan masa mudahnya dihabiskan untuk memperturutkan hawa nafsu dan segala daya dan cara telah ditempuhnya. Namuna da suatu saat dimana ia sudah tua renta, fisiknya sudah tidak berdaya, tenaganya sudah tidak mendukung, dan berbagai kegiatan sudah tidak dapat ia lakukan.

Berdasarkan uraian panjang di atas dapat penulis simpulkan bahwa problematika yang dihadapi masyarakat di zaman modern berbagai problematika seperti stres dan prustasi, kehilangan akal pikiran yang sehat serta menghilangkan harga diri dan masa depannya.

http://kumpulanmotivasi2.blogspot.com