Next
Previous
Tampilkan postingan dengan label contoh proposal. Tampilkan semua postingan
0

Contoh Proposal Skripsi - Sistem Informatika

Posted in
Proposal Skripsi
Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran dan
Administrasi Organisasi Karang Taruna KelurahanTugu

1. Latar Belakang

Perubahan jaman telah mendorong manusia untuk selalu berkembang, tidak terkecuali teknologi. Seiring dengan berkembangnya teknologi, teknologi komputer menjadi suatu hal yang sangat lumrah dewasa ini.  Komputer merupakan bukti dari perkembangan teknologi ini. Hampir setiap bidang kehidupan telah menggunakan komputer sebagai alat bantu kerja, mulai dari bidang pendidikan, pemerintahan, serta dunia bisnis dan organisasi.

Dunia organisasi  adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan sebuah negara, semakin banyak pelaku organisasi di sebuah negara ini maka semakin baik pula cara berfikir negara tersebut. Dalam dunia organisasi, diperlukannya suatu strategi untuk bisa terus maju dan berkembang, salah satunya yaitu penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi yang tepat guna tentu akan menghasilkan ke-efektifan serta ke-efisienan dalam dunia menjalankan sebuah organisasi.

Organisasi karang taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas  dasar  kesadaran  dan  tanggung  jawab  sosial  dari, oleh, dan  untuk  masyarakat  terutama  generasi  muda yang berada di  wilayah Kelurahan Tugu  terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial. Organisasi ini didukung oleh remaja yang bertempat tinggal di Kelurahan Tugu, serta perangkat desa.

Selain penyelenggara usaha kesejahteraan social karang taruna juga memiliki fungsi sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, penyelenggara  pemberdayaan  masyarakat  terutama generasi  muda dilingkunggannya  secara  komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan, penyelenggara  kegiatan  pengembangan  jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya, penanaman  pengertian,  memupuk  dan  meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda, penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan masih banyak lagi.

Dalam hal ini, penulis berinisiatif untuk membantu merancang   sebuah sistem pendaftaran dan administrasi berbasis komputer, terutama pada bagian pencatatan organisasi tersebut. Dengan demikian penulis berharap sistem yang dirancang dapat berfungsi dalam membantu proses pendaftaran dan administrasi menjadi lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan keadaan dan permasalahan tersebut, maka penulis mengajukan penelitian  dengan judul “Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran dan Administrasi Organisasi Karang Taruna Kelurahan Tugu”. Dengan menggunakan judul tersebut diatas penulis bermaksud membangun sistem informasi yang diharapkan dapat membantu memperlancar dan mempercepat dalam proses pendaftaran dan administrasi.

2. Rumusan Masalah
 
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: “Bagaimana sistem pendaftaran dan administrasi karang taruna yang berjalan, rancanagan sistem, serta implementasi sistem tersebut pada Organisasi Karang Taruna Kelurahan Tugu?”

3. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah sistem informasi pendaftaran dan administrasi anggota pada Organisasi Karang Taruna Kelurahan Tugu, guna menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh Karang Taruna yang tergolong manual dengan memakai fasilitas komputer agar pekerjaan menjadi lebih ringan serta diharapkan dapat membantu Karang Taruna dalam pengolahan data sehingga dapat dilakukan dengan cepat dan efisien.

4. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih tepat sasarannya maka diperlukan batasan- batasan sebagai berikut:
1. Perancangan sistem hanya dibatasi pada ruang lingkup anggota.
2. Sistem yang akan dibangun, digunakan untuk kepentingan internal instansi/organisasi tersebut.
3. Administrasi yang di proses hanya meliputi pencatatan anggota dan keuangan kas organisasi.
4. Operator dalam menggunakan sistem ini adalah sekretaris umum karang taruna.

5. Teori Dasar

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Spesifikasi pengertian dari sistem menurut Jogiyanto (2002) adalah sekumpulan elemen atau variable yang saling berinteraksi, saling tergantung, terorganisasi dan terpadu melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Anatol Raporot (2002) sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. Pada saat ini banyak pihak yang telah mendalamai masalah sistem untuk kebutuhannya sehingga definisinya pun menjadi beragam. Ada pun pengertian sistem menurut Amsyah, Zulkifli, Drs (2000) adalah “kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas yang jelas”.

5.1. Elemen sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, antara lain:
a. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal) tertentu, tujuan inilah yang menjadi petunjuk yang mengarahkan sistem.
b. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya diproses menjadi sebuah bahan tertentu. Masukan dapat berupa hal-hal yang tampak maupun yang tidak tampak.
c. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, seperti informasi atau produk, ataupun berupa hal-hal yang tidak berguna seperti limbah.
d. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari sebuah proses. Pada sistem informasi, keluaran dapat berupa informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
e. Batas
Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
f. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
g. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem baik itu berupa kerugian ataupun keuntungan sistem tersebut.

5.2. Karakteristik sistem

Sebuah sistem meliki beberapa karakteristik, karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Komponen sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen- komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem.
b. Batasan system (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
e. Masukan Sistem (Input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
f. Keluaran sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
g. Pengolah Sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
h. Sasaran sistem 
Jika sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

5.3. Klasifikasi Sistem

Untuk dapat mengidentifikasi sebuah sistem,  sistem diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Sistem Abstrak
b. Sistem Fisik
c. Sistem Alamiah
d. Sistem Buatan Manusia
e. Sistem Tertentu (determinic system)
f. Sistem tak tentu (probalistic system)
g. Sistem tertutup (close system)
h. Sistem terbuka (open system)
i. Sistem sederhana dan Sistem kompleks

5.4. Pengertian  Informasi
Para ahli yang bergerak dibidangnya masing-masing  memiliki beberapa pendapat tentang definisi informasi, salah satunya adalah Amsyah, Zulkifli (2000), menurut beliau informasi adalah “Data yang sudah diproses menjadi bentuk yang lebih berguna bagi pemakainya dan mempunyai nilai piker yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk proyek masa depan”. Sedangkan Gordon B Davis (2000) menyatakan bahwa informasi adalah “Data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau dapat dirasakan dalam bentuk-bentuk yang sekarang atau keputusan-keputusan akan mendatang”.

5.5. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya, atau sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi.
      
5.6. Sistem Informasi Pendaftaran dan Administrasi
Pendaftaran dan administrasi yang dimaksud disini adalah proses memasukan data guna memperlancar dan mempermudah pendataan dan tindakan yang akan dilakukan terhadap hewan-hewan yang didaftarkan untuk mendapatkan pelayanan jasa dari klinik. Sistem ini menggunakan database MySQL sehingga proses pengembangan selanjutnya menjadi lebih mudah untuk diimplementasikan.

6. Kerangka Pemikiran

Gagasan dari penulisan ini adalah, dengan diberlakukannya sistem informasi pada klinik, pihak klinik dapat mengoptimalkan waktu, tenaga, serta biaya kerja operasional klinik. Sistem yang digunakan klinik saat ini masih tergolong manual sehingga mengakibatkan keterlambatan proses administrasi klinik serta menambah biaya operasional. Diharapkan dengan diterapkannya sistem baru keterlambatan proses pendaftaran dan administrasi dapat dikurangi karena telah terjadi perubahan dari sistem manual menjadi komputerisasi pada metode penelitian, penulis menjabarkan perihal yang berkaitan dengan analisa sistem beserta perancangan sistem.

Pada bagian terakhir, sistematika penulisan dijelaskan gambaran umum dari setiap bab terlampir pada penulisan skripsi ini.   Analisa Sistem Informasi pendaftaran dan administrasi juga memberikan penjelasan secara teoritis tentang peralatan pendukung (tools system) dari perancangan sistem yang terdiri dari DFD, kamus data, normalisasi, struktur kode. Setelah proses itu, lanjut untuk tinjauan perusahaan, prosedur sistem yang sedang berjalan  dilengkapi dengan diagram alir data, kamus data, spesifikasi sistem berjalan dan permasalahan yang terjadi dan alternatif pemecahan masalah.

7. Metode Penelitian

7.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif dimana metode deskriptif yaitu suatu metode dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu. Tahap pertama, penulis melakukan pengumpulan data dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu, selanjutnya penulis mengolah data dan bahan tersebut serta membahas sampai pada suatu kesimpulan yang pada akhirnya dapat dibuat suatu laporan untuk melampirkan semua kegiatan yang dikerjakan selama dilakukannya penelitian di Karang Taruna Kelurahan Tugu ini.

7.2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh keterangan serta menganalisis data sehingga data tersebut dapat memberikan gambaran mengenai objek yang sedang diteliti. Ada dua jenis data yang digunakan alam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder.

7.2.1. Sumber Data primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari interview dan observasi.

7.2.2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari organisasi dengan cara mempelajari catatan tentang data anggota, catatan transaksi yang berupa kwitansi, formulir pendaftaran serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

7.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

7.3.1. Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan sistem merupakan adalah cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan - kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu hasil operasi dari sistem yang dianggap efektif. Dalam pelaksanaanya diperlukan tahapan kerja yang sistematis.

7.3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode waterfallI dimana setiap tahap dilakukan secara sistematis mulai dari tahap awal ke tahap berikutnya. Metodologi ini terdiri dari sistem engineering, analysis, design, coding, testing, dan maintainance.

7.3.3. Alat bantu Analisis dan Perancangan
Analisa dan perancangan yang terstruktur dapat membantu memberikan penjelasan yang lengkap. Sistem terdiri dari kumpuln elemen data antara lain flow map, Diagram konteks, DFD, Kamus Data, Normalisasi, Relasi Tabel, dan ERD.

7.4.  Uji Coba
Metode pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Adapun metode pengujian perangkat lunak yang penulis pakai adalah metode Black Box Testing yaitu pengujian aspek fundamental system tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak berfungsi dengan benar.

8.   Daftar Pustaka

1. Amsyah, Zulkifli. 2000. Analisis Dan Perancangan. Informatika. Bandung.
2. Anatol Raporot . 2002. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi. Andi Offset.Yogyakarta.
3. Gordon B. 2000. Analisis Dan Perancangan. Informatika. Bandung.
4. Jogiyanto. 2002. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta.

-----

Demikianlah contoh proposal skripsi yang bisa diberikan kali ini, jangan lupa datang kembali untuk melihat kompilasi contoh proposal lainnya hanya di blog ini.
0

Contoh Proposal Penelitian Kualitatif

Posted in
Sebuah contoh proposal penelitian kualititaf yang bisa menjadi acuan dan referensi untuk membuat proposal kualitatif sesuai dengan tema yang menjadi tugas dan kewajiwan anda untuk menyelesaikan mata kuliah tertentu di jenjang perguruan tinggi.

Proposal Penelitian Kualitatif

------
UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL REMAJA DI SMA NEGERI 1 PEMALANG

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M.Pd

Oleh
Hari Liyono Nugroho
1301411084


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Istilah pubertas maupun adolescensia sering di maknai dengan masa remaja, yakni masa perkembangan sifat tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Sedangkan menurut Harold Alberty (1967:86), remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni berlangsung 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang.

Sejauh mana remaja dapat mengamalkan nilai-nilai yang di anutnya dan yang telah dicontohkan kepada mereka? Salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukukan remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompoknya lalu menyesuaikan tingkah lakunya dengan harapan sosial tanpa bimbingan, pengawasan, motivasi, dan ancaman sebagaimana sewaktu kecil. Dia juga di tuntut mampu mengendalikan tingkah lakunya karena dia bukan lagi tanggung jawab orang tua atau guru.

Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan Kohlberg pada tahun 1958, sekaligus menjadi disertasi doktornya dengan judul “The Developmental of model of moral Think and choice in the years 10 to 16”. menyebutkan bahwa tahap-tahap perkembangan moral pada individu dapat di bagi sebagai berikut:

1. Tingkat Prakonvensional
Pada tingkat ini anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Akan tetapi, hal ini semata-mata ditafsirkan dari segi sebab akibat fisik atau kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan, pertukaran dan kebaikan).

2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini, anak hanya menurut harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Ia memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata.

3. Tingkat Pasca-konvensional
Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral yang dimiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-prinsip itu dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri  dengan kelompok tersebut.
Piaget menyebutkan bahwa masa remaja sudah mencapai tahap pelaksanan formal dalam kemampuan kognitif. Dia mampu mempertimbangkan segala kemungkinan untuk mengatasi suatu masalah dari beberapa sudut pandang dan berani mempertanggung jawabkan.

Sehingga kohlberg juga berpendapat bahwa perkembangan moral ketiga, moralitas pasca-konvensional harus di capai selama masa remaja. Sejumlah prinsip di terimanya melalui dua tahap; pertama menyakini bahwa dalam keyakinan moral harus ada fleksibilitas sehingga memungkinkan dilakukan perbaikan dan perubahan standar moral bila menguntungkan semua anggota kelompok; kedua menyesuaikan diri dengan standar sosial dan ideal untuk menjahui hukuman sosial terhadap dirinya sendiri, sehingga perkembangan moralnya tidak lagi atas dasar keinginan pribadi, tatapi mernghormati orang lain.

Akan tetapi pada kenyataan banyak di temukan remaja yang belum bisa mencapai tahap pasca-konvensional, dan juga pernah di temukan remaja yang baru mencapai tahap prakonvensional.

Fenomena tersebut banyak di jumpai pada remaja yang pada umumnya mereka masih duduk di bangku SMA/SMK, seperti:
1. Berperangi tidak terpuji, meremehkan peraturan dan disiplin sekolah
2. Suka berhura-hura dan bergerombol.
3. Mentaati  peraturan sekolah, karena takut pada hukuman.

Dan tidak jarang kita mendengar perkelahian terjadi antar remaja yang tidak jelas sebabnya. Bahkan perkelahian dapat meningkat menjadi permusuhan kelompok, yang menimbulkan korban pada kedua belah pihak. Bila ditanyakan kepada mereka, apa yang menyebabkan mereka berbuat kekerasan sesama remaja, dan apa masalahnya sehingga peristiwa yang memalukan tersebut terjadi, banyak yang menjawab bahwa mereka tidak sadar mengapa mereka secepat itu menjadi marah dan ikut berkelahi.

Fenomena di atas menggambarkan bahwa upaya remaja untuk mencapai moralitas dewasa; mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum, merumuskan konsep yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai pedoman tingkah laku, dan mengendalikan tingkah laku sendiri, merupakan upaya yang tidak mudah bagi mayoritas remaja.

Menurut Rice (1999), masa remaja adalah masa peralihan, ketika individu yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut, ada dua hal penting menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah, pertama hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan. Pada saat ini, masyarakat dunia sedang mengalami banyak perubahan begitu cepat yang membawa berabagai dampak, baik positif maupun negatif  bagi remaja. Dan kedua adalah hal yang bersifat internal, yaitu karakteristik di dalam diri remaja yang membuat relatif lebih bergejolak dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya (storm and stress period).

Agar remaja yang sedang mengalami perubahan cepat dalam tubuhnya itu mampu menyesuaikan diri dengan keadaan perubahan tersebut, maka berbagai usaha baik dari pihak orang tua, guru maupun orang dewasa lainnya, amat diperlukan.

Salah satu peran konselor adalah sebagai pembimbing dalam tugasnya yaitu mendidik, guru harus membantu murid-muridnya agar mencapai kedewasaan secara optimal. Artinya kedewasaan yang sempurna (sesuai dengan kodrat yang di punyai murid) Dalam peranan ini guru harus memperhatikan aspek-aspek pribadi setiap murid antara lain kematangan, kebutuhan, kemampuan, kecakapannya dan sebagainya agar mereka (murid) dapat mencapai tingkat perkembangan dan kedewasaan yang optimal.

Untuk itu di samping orang tua, konselor di sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membantu remaja untuk mengatasi kesulitanya, keterbukaan hati konselor dalam membantu kesulitan remaja, akan menjadikan remaja sadar akan sikap dan tingkah lakunya yang kurang baik.

Dengan kemampuan pengendalian diri (self control) yang baik, remaja di harapkan mampu mengendalikan dan menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti dan merugikan orang lain atau mampu mengendalikan serta menahan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang berlaku. Remaja juga di harapkan dapat mengantisipasi akibat-akibat negatif yang di timbulkan pada masa stroom and stress period.

Dari fenomena diatas penulis sangat tertarik untuk meneliti bagaimana  endidikan anak dalam keluarga buruh dengan judul “UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL REMAJA DI SMA NEGERI 1 PEMALANG”

B.  Fokus Penelitian
Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka Penelitian ini difokuskan pada Guru BK dalam meningkatkan Self Control siswa di SMA NEGERI 1 PEMALANG yang meliputi tujuan, kegiatan agama dan keagamaan  yang dilakukan dalam meningkatkan self control hasil yang di capai, serta faktor pendukung dan penghambat.

C.  Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti mengambil  rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Upaya-upaya Guru BK dalam meningkatkan  Self Control siswa di  SMA NEGERI 1 PEMALANG?
2. Hasil apa yang di capai dalam meningkatkan self control siswa di SMA NEGERI 1 PEMALANG?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat terhadap peningkatan Self Control siswa di SMA NEGERI 1 PEMALANG?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka Tujuan Penelitian yang ingin di capai adalah:
1. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan upaya-upaya Guru BK dalam meningkatkan  self control siswa di  SMA NEGERI 1 PEMALANG.
2. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan hasil yang di capai dalam meningkatkan self control siswa di SMA NEGERI 1 PEMALANG.
3. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan faktor pendukung dan penghambat terhadap peningkatan self control siswa di SMA NEGERI 1 PEMALANG.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menunjukkan bahwa konseling yang di lakukan oleh Guru BK di SMA NEGERI 1 PEMALANG dapat membentuk self control siswa.

2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut bagi SMA NEGERI 1 PEMALANG  mengenai peranan Guru BK dalam membantu siswa siswa membentuk self control yang baik.

II. STUDI KEPUSTAKAAN

Untuk memperkuat masalah yang akan di teliti maka penulis mengadakan tela’ah pustaka dengan cara mencari dan menemukan teori-teori yang akan di jadikan landasan penelitian, yaitu:

Self Control (kontrol diri) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri; kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri; kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif.

Averill (dalam, Herlina Siwi, 2000) Menyebut kontrol diri dengan sebutan kontrol personal, yang terdiri dari tiga jenis kontrol, yaitu:

1. Behavior Control (kontrol perilaku), yang terdiri dari dua komponen, yaitu kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability).
2. Cognitive control (kontrol kognitif), yang terdiri dari dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal).
3. Decisional Control merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya, kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.
Untuk mengukur kontrol diri digunakan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Kemampuan mengontrol perilaku
2. Kemampuan mengontrol stimulus
3. Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian
4. Kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian.
5. Kemampuan mengambil keputusan.
Tiga langkah orang dewasa dalam membangun kontrol diri pada anak, yaitu:

1. Langkah pertama adalah memperbaiki perilaku anda, sehingga dapat memberi contoh control diri yang baik bagi anak dan menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan prioritas.
2. Langkah kedua adalah membantu anak menumbuhkan sistem regulasi internal sehingga dapat menjadi motivator bagi diri mereka sendiri.
3. Langkah ketiga mengajarkan cara membantu anak menggunakan kontrol diri ketika menghadapi godaan dan stres, mengajarkan untuk berfikir sebelum bertindak sehingga mereka akan memilih sesuatu yang aman dan baik.

III. PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode, dan Alasan Menggunakan Metode
Dalam penelitian ini digunakan Metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data lansung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif dan makna merupakan hal yang esensial.

Ada 6 (enam) macam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu: etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, partisipatories, dan penelitian tindakan kelas.
Dalam hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus (case study), yaitu: suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.

B. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA NEGERI 1 PEMALANG karena di dasarkan pada beberapa pertimbangan:
SMA adalah Sekolah Menengah Atas yang memiliki konotasi perilaku  yang tidak begitu baik menurut pandangan masyarakat. sehingga Konselor di SMA sangat berperan dalam memantau penyimpangan perilaku para siswa.

C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri.

D. Sampel Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan lainnya. Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tidakan sebagai sumber utama, sedangkan sumber data tertulis, foto dan catatan tertulis adalah sumber data tambahan.

E. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut berlansung dan di samping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek).

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud digunakannya wawancara anatara lain adalah (a) mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain, (b) mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian yang dialami masa lalu.

Dalam penelitian ini teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul secara maksimal sedangkan subjek peneliti dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel bertujuan, sehingga memenuhi kepentingan peneliti.

Sedangkan jumlah informan yang diambil terdiri dari:
1. Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 PEMALANG;
2. Guru Bimbingan dan Konseling SMA NEGERI 1 PEMALANG;
3. Seluruh Wali Kelas SMA NEGERI 1 PEMALANG. 

Teknik Observasi, dalam penelitian kualitatif observasi diklarifikasikan menurut tiga cara.  Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, observasi yang menyangkut latar penelitian dan dalam penelitian ini digunakan tehnik observasi yang pertama di mana pengamat bertindak sebagai partisipan.

Tehnik Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.

“Rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenihi accounting. Sedangkan “Dokumen” digunakan untuk mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti: surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto dan sebagainya.

F. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, maka langka berikutnya adalah pengelolahan dan analisa data. Yang di maksud dengan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dirinya sendiri atau orang lain.

Analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif, maka dalam analisis data selama di lapangan peneliti  menggunakan model spradley, yaitu tehnik analisa data yang di sesuaikan dengan tahapan dalam penelitian, yaitu:

1. Pada tahap penjelajahan dengan tehnik pengumpulan data grand tour question, yakni pertama dengan memilih situasi sosial (place, actor, activity),
2. Kemudian setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan seseorang informan “key informant” yang merupakan informan yang berwibawa dan dipercaya mampu “membukakan pintu” kepada peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil wawancara. Setelah itu perhatian peneliti pada obyek penelitian dan memulai mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil wawancara. Berdasarkan hasil dari analisis wawancara selanjutnya peneliti melakukan analisis domain.
3. Pada tahap menentukan fokus (dilakukan dengan observasi terfokus) analisa data dilakukan dengan analisis taksonomi.
4. Pada tahap selection (dilakukan dengan observasi terseleksi) selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan kontras, yang dilakukan dengan analisis komponensial.
5. Hasil dari analisis komponensial, melalui analisis tema peneliti menemukan tema-tema budaya. Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan laporan penelitian kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA
Borba, Michele. Membangun Kecerdasan Moral; Tujuh Kebajikan Utama Agar Anak Bermoral Tinggi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Ghufron, M. Nur. ” Hubungan Kontrol diri, persepsi remaja terhadap penerapan disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik.” Tesis Ilmu Psikologi UGM Yogyakarta, 2003. http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.pdf
Gunarsa, D. Singgih. Bunga rampai Psikologi Perkembangan; Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: Gunung Mulia, 2006.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.
Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D Bandung: Alfabeta, 2006.
0

Contoh Proposal Penawaran Kejasama Bisnis

Posted in
Contoh Proposal Penawaran - Artikel berikut ini berisi contoh proposal singkat penawaran kerjasama bisnis yang bisa menjadi acuan dan sumber referensi singkat pembaca yang membutuhkan format proposal penawaran kerjasama berbagai bidang jika anda membutuhkannya.

Contoh Proposal Penawaran

PROPOSAL PENAWARAN

LATAR BELAKANG
Berkaitan dengan akan diselenggarakannya proses Penerimaan dan PengenalanMahasiswa Baru (OSPEK) di Kampus FMIPA UNPAD tahun 2007, kami atasnama MG Clothing menawarkan jasa dan produk pembuatab garment sebagai perlengkapan dalam kegiatan tersebut. Sebagai informasi, perusahaan kami telah berdiri sejak tahun 1998 dan telah memproduksi garment stuff untuk promosi ataukeperluan instansi, sekolah, perusahaan swasta hingga produk-produk untuk branddan department store terkemuka. Kami tidak banyak mengungkapkan jani-janjiataupun membagakan diri disini, tetapi biarlah produk kami yangmembuktikannya.

MAKSUD DAN TUJUAN
Besar harapan kami agar tercipta sebuah jalinan kerjasama yang dapatmenguntungkan kedua belah pihak, yang mana Insya Allah kami siap membantudalam hal pengadaan Atribut untuk kepentingan Proses Penerimaan danPengenalan Mahasiswa Baru (OSPEK) di Kampus FMIPA UNPAD.

DATA PERUSAHAAN
- Nama : MG Clothing
- Alamat : Jalan Kopo No 32, Bandung
- telp. : 02291230640MG

Clothing didirikan pada tahun 1993, Konveksi, Supplier, Percetakan sertaConsultan adalah bisnis utama MG, yang dikembangkan dengan menjunjungtinggi tanggung jawab kerja. Kekecewaan klien adalah hal nomor satu yangdihindari, sehingga untuk setiap langkah yang diambil, kepuasan klien menjadi satu-satunya acuan. MG dibangun di atas dasar pengalaman matang para pendirinya serta didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya.

PERSETUJUAN KERJA
Pemesanan akan dituangkan dalam PO dan MOU pembayaran, yaitu:

- Pembayaran I, DP 50% pd saat PO dikeluarkan.
- Pembayaran II, pelunasan max 14 hari dari tanggal Faktur. ( atausesuai dengan agreement/perjanjian tertulis ).
- Harga dapat disesuaikan dengan jumlah order sebenarnya(negotiable).

PENUTUP
Akhirnya tanpa mengurangi rasa hormat, kami akan sangat berterima kasihapabila pihak bapak dapat memberikan balasan berupa jawaban atas penawaranyang kami ajukan. Atas perhatiannya kami ucapakan banyak terima kasih.
Hormat kami

Asisten


MarketingManager 

Demikianlah contoh singkat proposal penawaran kerjasama yang bisa diberikan kali ini, jangan lupa untuk melihat contoh lainnya sebagai sumber referensi untuk anda.
0

Contoh Proposal Kegiatan Pensi Sekolah

Posted in
Berikut ini ada sebuah contoh proposal pelaksanaan pensi (pentas seni) sekolah yang bisa menjadi acuan dan referensi untuk kamu yang ingin membuat proposal sejenis sebelum melaksanakan kegiatan pentas seni di sekolah masing-masing.

------

PROPOSAL
PELAKSANAAN PENTAS SENI (PENSI) DALAM RANGKA PERPISAHAN SISWA-SISWI KELAS XII SMAN 8 BULUKUMBA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni adalah salah satu kreatifitas yang patutnya kita kembangkan semakin besar. Dan salah satu cara pegembangannya melalui Pentas Seni.

OSIS SMA Negeri 8 Bulukumba akan mengadakan pentas drama bagi siswa disetiap kelasnya. Pentas drama tersebut dilakukan untuk meningkatkan apreasiasi siswa dalam dunia peran dan melatih rasa percaya diri yang hingga saat ini masih sangat kurang.

Selain itu, dance modern juga mampu mengembangkan kreatifitas siswa dalam hal tarian. Dan adapula kontes band maupun penyanyi yang akan menambah kesan semangat dalam suasana. Pentas Seni ini pula diadakan untuk menghibur siswa yang sebentar lagi akan siap menjalani ujian.

Selain itu, Pentas Seni ini juga dapat menjadi hiburan dalam rangka Perpisahan Siswa-Siswi kelas XII. Untuk itulah, OSIS merasa perlu untuk mengadakan acara ini dengan tema “Bintang Panggung Sehari”

B. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan kegiatan dilaksanakannya acara ini adalah :
1. Mempererat tali silaturahmi antar sesama siswa dan siswi SMA Negeri 8 Bulukumba
2. Memupuk semangat untuk bekerja sama dalam satu tujuan.
3. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam bidang seni
4. Sebagai sarana hiburan bagi siswa.

II. ISI PROPOSAL

A. Tema
Dalam kegiatan kali ini thema yang akan kami angkat adalah “Jadi Artis Sehari’ yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan bagaimana rasanya bermain dalam dunia peran.

B. Macam-macam Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan kami laksanakan yaitu :
1. Pentas Drama
2. Modern Dance
3. Band

C. Peserta
Peserta kali ini yang dapat mengikuti Pentas Seni adalah perwakilan masing-masing siswa kelas X dari tiap kelas SMA Negeri 8 Bulukumba.

D.  Peralatan yang Dibutuhkan
1. Panggung
2. Microfon
3. Speaker/pengeras suara
4. Kostum
5. Atribut
6. Spanduk


E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan Pentas Seni ini adalah :

1. Pentas Drama :
Tanggal: Minggu, 23 September 2014
Waktu: Pukul  16.00 WITA –18.30 WITA
Tempat: Gedung JSN 45

2. Modern dance :
Tanggal: Minggu, 23 September 2014
Waktu: Pukul 19.00. WITA –  20.35 WITA
Tempat: Gedung JSN 45

3. Band
Tanggal: Minggu, 23 September 2014
Waktu: Pukul 20.55 WITA – 21.35 WITA
Tempat: Gedung JSN 45

III. SUSUNAN ACARA

1. 14.00-14.20: Kumpul siswa di Gedung JSN 45. Kodinator: Aswar Amrul
2. 14.25-14.55: Pembukaan di Panggung PENSI. Kordinator: Elmayulianti
3. 15.00-16.00: Sambutan oleh Ketua Panitia, Ketua OSIS, Kepala Sekolah di Panggung Pensi. Kordinator: Elfyrah
4. 16.00-19.45: Acara Kegiatan Pentas, Drama Modern, DanceBand. Kordinator: Jongwoon
5. 19.50-20.00: Istirahat di Aula. Kordinator: Anggota
6. 20.00-sd Selesai: Penutup. Kordinator: Elmayulianti

IV. SUSUNAN KEPANITIAN

Pelindung: Drs. Ridwan M.pd (Kepala Sekolah)
Pengarah: Surisman S.pd
Penanggung Jawab: Muhammad Ardhan Akil (Ketua OSIS)
Ketua Panitia: Sri Elfirah Munawar
Sekretaris: Ria Puspita Sari
Bendahara: Ihfa Khaerawaty Gau
Seksi acara: Musdalifah Eka Pratiwi
Seksi Dana Usaha: Khaera Tunnisa
Seksi Humas: Eriska Amsari
Seksi Keamanan: Heriyanto
Seksi Dokumentasi: Mirnawati A
Seksi peralatan: Diliana Eka Astuti

V. ANGGARAN DANA

Dalam kegiatan Pensi kali ini, ada beberapa anggaran dana yang didapat maupun yang dikeluarkan agar pensi ini berjalan dengan baik.

Kegiatan ini diperoleh dari dana:
1. Dana kas sekolah: Rp. 300.000-
2. Dana partisipasi siswa: Rp. 1.000.000-
3. Dana sponsor AXIS: Rp.3.500.000-
4. Dana Sponsor AS: Rp.5.000.000-
5. Dana pastisipasi guru: Rp. 500.000-
Total: Rp, 10.300.000-

Biaya pengeluaran:
1. Sewa Tempat:  Rp. 3.000.000-
2. Penyewaan Panggung: Rp. 2.500.000,-
3. Penyewaan Alat Musik: Rp. 1.000.000,-
4. Biaya Penataan Panggung: Rp. 200.000,-
5. Konsumsi: Rp. 500.000,-
6. Spanduk: Rp. 300.000,-
7. Lain – Lain: Rp. 250.000,-
Total: Rp. 7.750.000-

VI. PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi dari sekolah. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan.

Atas perhatian dan kerjasama, kami ucapkan terima kasih.

PROPOSAL KEGIATAN PENTAS SENI
DALAM RANGKA PERPISAHAN SISWA-SISWI KELAS XII

Disahkan di :
Bulukumba, 20 September 2014

Mengetahui,

Ketua Panitia                                           Ketua OSIS

Sr Elfirah Munawar                       Muhammad Ardhan Akil


Kepala Sekolah

Drs. M. Ridwan M.m

-----

Demikian contoh singkat proposal kegiatan pensi sekolah kali ini, semoga bermanfaat.
0

Contoh Proposal Usaha Makanan Kecil

Posted in
Berikut ini adalah sebuah contoh proposal usaha kecil yang mungkin akan dibutuhkan bagi para wirausahawan yang ingin terjun dan menekuni bisnis makanan ringan, rumah makan atau jajanan dengan modal kecil. Propoal ini biasanya dimasukkan ke sebuah perusahaan sebagai bentuk permintaan kerjasama atau ke instansi pererintahan terkait seperti dinas UKM sebagai usaha permintaan dana.

Silahkan disimak proposal usaha kecil kali ini, silahkan dilihat dan disesuaikan dengan bahasa sendiri berdasarkan kebutuhan usaha makanan kecil yang hendak anda rintis.

Proposal Usaha Makanan


BAB 1
PENDAHULUAN

LatarBelakang
Usaha adalah sesuatu bentuk yang dapat menghasilkan uang dan dapat meningkat kantaraf hidup seseorang untuk lebih baik. Suatu badan usaha yang kita jalankan dapat menghasilkan laba, atau pendapatan yang semaksimal mungkin, kita menyelenggarakan usaha yang bermanfaat dan menguntungkan dalam kesejahteraan hidup. Selain itu, dalam menjalankan usaha harus mengikuti hokum-hukum ekonomi yang rasional serta norma-norma kebiasaan dalam dunia usaha sehingga dapat membantu pembangunan yang sedang dilaksakan oleh pemerintah.

Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerintah tidak hanya bekerja sendiri. Tetapi juga membuka luas bagi pihak swasta untuk berpartisifasi memenuhi permintaan akan kebutuhan pokok masyarakat yang makin meningkat.

Aktifitas perdagangan, merupakan suatu komponen ekonomi dan merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, maka saya berinisiatif untuk membuka usaha rumah tangga yang bergerak dibidang produksi gorengan, yang berbahan dari tepung kanji. Tepung kanji banyak sekali ditemukan di daerah yang subur dengan tumbuhan singkong, tepung kanji dapat juga  di buat  atau di masak menjadi apa saja sesuai keinginnan kita.

------
BAB 2
ISI RENCANA USAHA

A. Nama Usaha
Usaha rumah tangga yang bergerak dibidang produksi gorengan yang terbuatdari bahan baku Kanji ini, kami menamakan usaha rumah tangga tersebut ”PETRIK FOOD”

B. RencanaLokasi Usaha
Lokasiusaha yang direncanakan untuk pembuatan Petrik ,akan diproduksi di desa. Karangmangu bertempat di kediaman Bapak Ari Kecamatan Keramat Mulya, Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat.

C. Target Pelanggan
Target pelanggan untuk penjualan petrik ini adalah semua elemen yang berada di kampus SMK karya Nasional Kuningan.

D. Jenis Usaha
Usaha yang akan saya kelola adalah usaha rumah tangga yang memproduksi gorengan yang berbahan baku tepung kanji.

E. Faktor Penghambat dan Pendukung
Setiap usaha yang dijalankan, pasti ada yang sukses dan ada yang belum sukses seperti halnya usaha ini. Ada beberapa hal yang menurut kami akan menghambat dan sangat mendukung dalam menjalankan usaha ini.

- Faktor penghambat tersebut diantaranya :
1. Banyaknyausaha yang sama
2. Harga bahan baku yang tidak stabil.

Tapi kami sudah merencanakan untuk memecahkan masalah faktor penghambat tersebut diantaranya yaitu dengan berhati–hati dalam mengelola setiap anggaran dana yang akan dikeluarkan. Sedangkan untuk mengatasi faktor yang kedua, yakni harga bahan baku tidak stabil, kami menyiasatinya dengan membeli bahan baku langsung kepada petani setempat agar memperoleh harga yang lebih murah.

- Faktor pendukung usaha ini diantaranya :
1. Kondisi tempat, dan peralatan yang memadai
2. Higienis dan harga yang relatif terjangkau
3. Merupakan salah satu bagian produk yang banyak dicari oleh konsumen.

F. Analisis Swot
- Strength (kekuatan)
1) Memiliki SDM dengan etos kerja yang baik.
2) Hargaprodukekonomisdanhigienis
3) Inovasi rasa yang berbeda dengan produk lainya.

- Weakness (kelemahan)
1) Kurangnya modal untuk menjalankan bisnis ini
2) Harga bahan baku yang tidak stabil.

- Opportunity (peluang/kesempatan)
1) Tempat yang strategisdalampenjualan
2) Budayamasyarakat yang konsumtif

- Threat ( hambatan)
1. Banyaknya kompetitor yang bergerak dibidang yang sama

------
BAB 3
ASPEK PRODUKSI

A. Fasilitas dan Peralatan Produksi
Dalam kegiatan usaha ini kami menggunakan fasilitas yang diperoleh dari modal sendiri, yaitu sebagai berikut :
- Kompor gas 1 buah
- Penggorengan 1 buah
- Penyaringan 1 buah
- Baskom 1 buah
- Panci 1 buah
- Kuali 1 buah
- Plastik 1 pak

B. Bahan Baku
Bahan baku yang kami gunakan adalah:

Petrik:
- 1,5 Kg Terigu: Rp. 6.000,-
- ¼Kg Tepung Kanji: Rp. 2.000,-
- 1 Bungkus Garam: Rp. 1.000,-
- Bumbu: Rp. 5.000,-
- 1 Kg Minyak Goreng: Rp. 10.000,-
* Harga Total: Rp. 24.00,-

C. Proses Produksi
1) Siapkan tepung terigu dan tepung kanji.
2) Campurkan tepung terigu dan tepung kanji pada baskom atau wadah yang telah di sediakan.
3) Seduhlah dengan air mendidih secukupnya.
4) Aduk adonan di atas hingga merata.
5) Setelah mengental buat adonan dengan cara di geleng geleng membentuk bulatan lonjong.
6) Rebus adonan yang telah dibuat tadi pada air mendidih yang telah disedikan
7) Angkat dan tiriskan.
8) Diamkan beberapa saat kemudian gorenglah satu persatu.
9) Petrik pun jadi untuk dapat menikmatinya masukan bumbu yang sudah jadi sesuai selera.

------
BAB 4
ASPEK KEUANGAN

1) Rencana Produksi
a.  Jenis Produk: Kue (gorengan “Petrik”)
b. Jumlah Produksi: 300 biji

2) Aspek Modal
a. Bahan baku
Petrik:
- 1,5 Kg Terigu: Rp. 6.000,-
- ¼Kg Tepung Kanji: Rp. 2.000,-
- 1 Bungkus Garam: Rp. 1.000,-
- Bumbu: Rp. 5.000,-
- 1 Kg Minyak Goreng: Rp. 10.000,-
* Harga Total: Rp. 24.00,-

3) Perhitungan Keuntungan
- Harga Jual       : Rp. 1.000,-/ bungkus (8 biji) x 37 = Rp. 37.000,-
- Harga Beli Bahan Baku : Rp. 24.000,-
* Jadi keuntungan yang didapat adalah: Rp. 37.000 -24.000 = Rp. 13.000,-

------
BAB 5
PENUTUP

A. Antisipasi Masa Depan
Sebagai wirausahawan yang baik, kami tidak akan membiarkan usaha ini berjalan secara mendatar. Kami akan terus mencoba memperbaiki kualitas pekerjaan kami, agar para peminat dan konsumen puas atas kue (gorengan) yang kami buat. Karena apabila kualitas kue kami tidak kami tingkatkan kemungkinan besar usaha ini tidak akan maju, dan terancam bangkrut.

B. Kesimpulan
Menurut kami usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan. Kami sangat yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini tak akan langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan mengembangkan usaha ini.